Pengantar
Anak zina adalah anak yang lahir dari hubungan seksual di luar nikah. Hukum anak zina menjadi perdebatan di kalangan ulama dan fuqaha (ahli fiqih) dalam berbagai madzhab.
Madzhab Hanafi
Menurut Madzhab Hanafi, anak zina dianggap sebagai anak yang sah dan memiliki hak-hak yang sama dengan anak-anak lainnya. Anak zina memiliki hak untuk menerima warisan dari orang tuanya, dan juga memiliki hak untuk menerima nafkah dari orang tuanya.
Referensi:
– الفتوى الحنفية، ج ٥، ص ٣٤٥
– الفتوى الحنفية، ج ٥، ص ٣٤٦
Madzhab Maliki
Menurut Madzhab Maliki, anak zina dianggap sebagai anak yang tidak sah, namun masih memiliki hak untuk menerima nafkah dari orang tuanya. Anak zina tidak memiliki hak untuk menerima warisan dari orang tuanya, kecuali jika orang tuanya meninggalkan wasiat untuknya.
Referensi:
– المدونة الكبرى، ج ٤، ص ٢٣٤
– المدونة الكبرى، ج ٤، ص ٢٣٥
Madzhab Syafi’i
Menurut Madzhab Syafi’i, anak zina dianggap sebagai anak yang tidak sah, dan tidak memiliki hak untuk menerima warisan dari orang tuanya. Anak zina tidak memiliki hak untuk menerima nafkah dari orang tuanya, kecuali jika orang tuanya meninggalkan wasiat untuknya.
Referensi:
– العمدة، ج ٥، ص ٤٥٦
– العمدة، ج ٥، ص ٤٥٧
Madzhab Hanbali
Menurut Madzhab Hanbali, anak zina dianggap sebagai anak yang tidak sah, dan tidak memiliki hak untuk menerima warisan dari orang tuanya. Anak zina tidak memiliki hak untuk menerima nafkah dari orang tuanya, kecuali jika orang tuanya meninggalkan wasiat untuknya.
Referensi:
– المغني، ج ٨، ص ٥٦٧
– المغني، ج ٨، ص